Ratusan Warga Pandeglang Menjadi TKI Migran di Luar Negeri

PANDEGLANG, SejagatNews- Sebanyak 344 warga Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten memilih bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri, dimana Taiwan menjadi negara tujuan para pekerja migran tersebut.
Agus Suryana selaku Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja pada Disnakertrans Pandeglang, mengatakan, bahwa mayoritas PMI asal Pandeglang bekerja di sektor informal.
“Yang paling dominan itu sektor rumah tangga (RT). Ada juga sektor formal seperti perusahaan atau sopir, tapi jumlahnya lebih kecil,” ungkap Agus Suryana kepada media, Kamis (02/10/2025).
“Berdasarkan data yang kami peroleh dari Januari sampai terakhir itu Agustus 2025 sekitar ada 334 orang yang berangkat ke luar negeri menjadi PMI,” sambungnya.
Selain Taiwan, lanjut Agus Suryana, PMI asal Pandeglang juga banyak diberangkatkan ke Hong Kong, Malaysia, dan Singapura. Ia menegaskan pihaknya tidak pernah merekomendasikan pemberangkatan ke negara yang masuk kategori konflik.
“Kalau resmi pasti ke negara yang aman. Negara konflik seperti Kamboja atau kawasan Timur Tengah itu tidak dibolehkan,” tandasnya.
Agus menjelaskan, calon PMI harus mengikuti prosedur resmi. Mulai dari memiliki KTP elektronik, izin dari keluarga, rekomendasi desa, hingga verifikasi berkas di Disnakertrans Pandeglang.
“Kalau berkas lengkap, kita rekomendasikan,” terangnya.
Motivasi utama masyarakat menjadi PMI, kata Agus, adalah memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Namun ia mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur iming-iming keberangkatan ilegal.
“Kalau non-prosedural, risikonya tinggi. Bisa jadi mengalami penyiksaan dari majikan atau hak-haknya tidak jelas. Kalau resmi, hak PMI dijamin perusahaan,” katanya.
Menurut Agus, Disnakertrans Pandeglang rutin memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat. Edukasi dilakukan baik melalui pertemuan resmi maupun diskusi santai.
“Kami rutin memberikan pemahaman baik lewat pertemuan resmi maupun diskusi ringan di warung kopi. Tujuannya supaya masyarakat tidak mudah tergoda iming-iming keberangkatan ilegal,” tuturnya.
Agus pun berpesan agar masyarakat Pandeglang yang ingin bekerja di luar negeri selalu menempuh jalur resmi.
“Harapan kami, mereka berangkat secara prosedural. Tujuannya bukan main-main, tapi untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Kalau resmi, InsyaAllah aman,” harapnya. (Ds)